Yendi Widya Kota Bengkulu Bunga Rafflesia Bunga Raflesia Kawan Kawan Kawan Yendi ASSALAMU'ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH WILUJENG SUMPING

Jumat, 27 Januari 2012

Mendikbud Lantik Dirjen PAUD dan Tiga Rektor PTN


Jakarta – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh melantik Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Prof. Lydia Freyani Hawadi, Jumat (27/01), di gedung Kemdikbud. Berbarengan dengan pelantikan tersebut, dilantik juga Anna Erliyana, sebagai Staf Ahli Bidang Hukum Kemdikbud, Kacung Marijan sebagai Staf Ahli Bidang Kerjasama Internasional Kemdikbud, dan tiga pimpinan perguruan tinggi.

Ketiga pimpinan perguruan tinggi tersebut adalah Aulia Tasman sebagai Rektor Universitas Jambi masa jabatan 2012-2016, menggantikan Kemas Arsyad Somad, Moh Hasan sebagai Rektor Universitas Jember masa jabatan 2012-2016 menggantikan Tarsicius Sutikto, dan RD Kusumanto kembali dilantik sebagai Direktur Politeknik Negeri Sriwijaya masa jabatan 2012-2016 yang merupakan masa jabatan ke-dua kalinya.

Dalam sambutannya, Mendikbud meminta Dirjen PAUD yang baru untuk menjiwai tugas barunya. Dari 29 juta anak-anak berusia di bawah lima tahun, angka partisipasinya sekarang baru 58 persen, ditargetkan menjadi 75 persen pada 2015 mendatang.

“ Karena anak-anak itu adalah generasi yang kita siapkan sebagai penerus kita nanti, dan kado untuk 100 tahun kemerdekaan kita pada 2045 nanti,” katanya.

Mendikbud juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada rektor-rektor yang telah usai masa jabatannya. Mendikbud berharap agar para rektor dan direktur yang baru saja dilantik ini bisa meneruskan perjuangan mereka, dan menghasilkan dunia perguruan tinggi yang lebih baik.

“Perguruan tinggi adalah jenjang tertinggi di dunia pendidikan, pusat kemuliaan negara,” ujar mantan Menkominfo ini.

Mendikbud menekankan agar perguruan tinggi menjaga keramahan sosialnya. Jangan sampai ada mahasiswanya yang dikeluarkan karena tidak mampu secara ekonomi. “Tidak boleh mereka (mahasiswa) didrop-out karena miskin, mereka bisa di DO jika tidak mampu secara akademik,” tegas mantan Rektor ITS ini.

Selain masalah keramahan sosial, Mendikbud juga menginginkan agar perguruan tinggi bisa lebih intensif berdialog dengan mahasiswanya. Karena menurutnya, mahasiswa merupakan anak bangsa yang patut diberi kasih sayang, perhatian, dan didengarkan aspirasinya.
Lydia Freyani Hawadi, Prof, Dr, Psikolog
Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 22 Maret 1957
Email : akbarhawadi@yahoo.com
Matakuliah yang diajarkan: Manusia dalam Perspektif Psikologi Barat(Aline)

Kamis, 19 Januari 2012

Pentingnya PAUD dalam Tumbuh Kembang Anak


Saat anak dilahirkan, ia sudah dibekali Allah SWT dengan struktur otak yang lengkap, namun baru mencapai kematangannya pada saat setelah di luar kandungan. Bayi yang baru dilahirkan memiliki lebih dari 100 miliar neuron dan sekitar satu triliyun sel glia yang berfungsi sebagai perekat serta synap (cabang – cabang neuron) yang akan membentuk bertrilyun – trilyun sambungan antar neuron yang jumlahnya melebihi kebutuhan.

Banyaknya sambungan antar sel otak inilah yang akan menentukan tingkat kompleksitas kemampuan berpikir atau kecerdasan seseorang. Dengan kata lain, semakin banyak sambungan antar otak yang terjadi, akan semakin cerdaslah pemiliknya. Sebaliknya apabila ada bagian otak yang tidak digunakan, maka sel – sel bagian otak itu akan termusnahkan (antrophy).

Terbentuknya sambungan sel–sel otak anak itu harus ada rangsangan dari luar. Rangsangan tersebut diterima oleh indera, selanjutnya dapat mengaktifkan sel–sel otak. Semakin banyak indera yang diaktifkan, semakin banyak pula rangsangan yang dapat diterima oleh anak. Menurut teori lama, diantara lima indera yang biasa disebut sebagai ‘pancaindera’ indera penglihatan yaitu mata, mempunyai peran yang paling besar. Jika misalnya indera mata tidak dapat berfungsi lagi, misalnya buta, maka fungsi dari mata tersebut didistribusikan ke indera – inderayang lain, hingga fungsinya semakin kuat. Kejadian seperti ini di dalam ilmu jiwa dikenal dengan istilah ‘fikariat pancaindera’. Dalam contoh sehari–hari orang ynag matanya tidak berfungsi lagi mempunyai kelebihan dapat mendengarkan secara lebih cermat, misalnya mampu menjadi penyetem alat musik. Pemijat tuna netra dapat merasakan dengan indera rabaannya lebih cermat dibanding dengan orang awas.

Permainan–permainan yang diciptakan oleh para ahli dimaksudkan untuk memperkuat fungsi indera. Ditinjau dari pemberian rangsangan untuk mendukung perannya meningkat kecerdasan anak, latihan tersebut sungguh sangat relevan dengan peran yang lebih yaitu belajar, penambahan ilmu pengetahuan dan perolehan hasil pembelanjaran yang lain. Apabila indera fungsi secara maksimal ketika anak mengikuti pengembangan diri, pasti apa yang diperoleh menjadi maksimal pula.


Pengalihan Tugas

Tidak bisa dipungkiri bahwa kian hari semakin banyak yang tidak diajarkan orang tua kepada anak – anaknya. Terutama yang masih berusia dini. Hanya selang 3–4 bulan sejak kelahirannya, bayi – bayi mungil itu sudah ‘diserahkan’ oleh ibunya kepada para pengasuh anak atau baby sitter. ‘ harus kembali sibuk mencari uang ( untuk anaknya/), itulah alasan yang kerap diuangkapakan. Benarkah demikian? Denghan logika sederhana, alasan ini sangat mudah dipatahkan. Karena bila sang ibu sampai harus ikut mencari uang, berarti keluarga tersebut sedang kekurangan uang. Dengan kondisi seperti ini, pastilah ia tidak akan mampu menggaji pembantu, tetapi kenyataannya mereka tinggal di perumahan yang layak bahkan mewah dan bisa menggaji pe,bantu (bahkan lebih dari satu). Lalu mengapa mereka tetap sibuk mencari uang? Tidak tertutup kemungkinan, karena tidak ingin obsesi privadinya terganggu oleh kesibukan mengasuh dan mendidik anak. Akibatnya, segeralah bayi mungilnya melewatkan hari – hari bersama si pengasuh asyik menonton sinetron atau acara tv yang tidak sesuai untuk pandangan si kecil.

Orang tua hanya bisa terkaget – kaget ketika bayi mungilnya mengucapkan kata – kata atau pun melakukan tindakan yang tidak pantas diucapkan / dilakukan oleh anak seusianya. Tidaklah aneh bila anak menjadi lebih mendengarkan kata pengasuhnya dari pada nasihat orang tuanya. Bila tidak demikian, proses pendidikan anaknya, diserahkan pada guru. Semakin trend, anak–anak usia 4 tahun sudah disibukkan dengan aneka jadwal les. Bahkan anak – anak (tepatnya bayi) yang belum juga genap 1 tahun sudah dimasukkan sekolah. Mereka mempelajari keterampilan hidup seperti berjalan, makan, minum, tidur, buang air kecil,dsb. Dari para guru. Sangat menyedihkan. Sebab sesungguhnya, orang tualah guru terbaik bagi anak usia dini. Ada sentuhan kasih, yang tidak dapat digantikan ibu guru. Sambil mandi ibu bisa mengajar anak tentang kebersihan, kesehatan, anatomi tubuh, berbahasa (asing), berhitung, menulis bahkan pelajaran agama. Sambil memasak, ibu bisa berhitung, mengenal warna, mengenal bentuk, mencintai tanaman,dsb. Sambil menonton televisi, ibu bisa mengasah imajinasi anak,meningkatkan kesokatannya,dsb. Karena semua tu diajarkan dirumah, dalam suasana bermain, oleh sosok yang sangat dekat dengan anak, dalam suasana yang santai dan penuh kasih sayang, yang tidak terbatasi oleh waktu dan sangat fleksibel maka potensi keberhasilannya lebih besar. Terl;ebih bila hal – hal tersebut diajarkan pada saat tepat, yaitu masa pekanya.


Tumbuh Kembang Anak

Orang tua dan orang–orang yang terdekat dengan kehidupan anak, memberi pengaruh yang sangat besar terhadap pertumbyhan dan perkembangan anak. Hasil penelitian yang dilakukan The Reiner Foundation,menyebutkan 10 hal yang dapat dilakukan orang tua untuk meningkatkan status kesehatan dan perkembangan otak. Hal itu dilakukan dengan cara memberi pengalaman langsung dengan menggunakan inderanya (penglihatan, pendengaran, perasa, peraba, penciuman), interaksi melalui sentuhan, pelukan, senyuman, nyanyian, mendengarkan dengan penuh perhatian, menanggapi ocehan anak, mengajak bercakap–cakap dengan suara yang lembut, dan memberikan rasa aman. Sentuhan – sentuhan tersebut sangat membantu dalam menstimulasi otak menghasilkan hormon yang diperlukan dalam perkembangan.

Bertitik tolak dari hal ini, pendidikan dalam kerangka pembentukan kebisaan berpikir dan bertindak anak haerus mensinergikan aspek–aspek tumbuh kembang anak. Aspek–aspek tumbuh kembang anak yang harus dikembangkan mencakup aspek : a) perkembangan keimanan dan ketaqwaan, b) perkembangan budi pekerti, c) perkembangan sosial – emosional, d) perkembangan disiplin, e) perkembangan kemampuan berbahasa dan berkomunikasi, f) perkembangan daya pikir, g) perkembangan seni dan kreativitas, serta, h) perkembangan kesehatan jasmani, termasuk fisik. Pengelompokkan aspek–aspek tumbuh kembang sebagaimana disebutkan di atas adalah untuk mempermudah pengukuran hasil belajar dalam upaya pembentukan kebiasaan berpikir dan bertindak sebagai hasil dari proses pembelanjaran dalam mencapai tujuan pendidikan. Kebiasaan berpikir dan bertindak sebagai refleksi dari pemiliknya sejumlah kemampuan berupa pengetahuan, keterampilan, dan nilai – nilai dasar perlu dilakukan sejak tahun – tahun pertama kehidupan anak.


Metode Pengamatan

Proses pengamatan menjadi langkah penting yang dilakukan dalam PAUD. Pengamatan ketika anak diajar mengambil air minum, yang mengamati btul atau salah bukan hanya guru saja, tetapi beberapa anak yang lain disuruh mengamati. Sesudah itu anak ditanya, apakah langkahnya benar, apakah cara tiap – tiap langkah juga sudah benar. Dengan metode pengamatan seperti ini anak akan mendapatkan nilai tambah yang lain. Ketika masing – masing anak ditanya apakah cara mengambil air minum sudah benar atau belum, selain anak lebih memahami cara yang benar, juga ada kesempatan untuk berlatih mengeluarkan pendapat, atau lebih sederhananya, berlatih berbicara. Dalam berlatih berbicara tersebut, pasti mau tidak mau akan tergeraklah kerja otak anak yang bersangkutan. Pengamatan terhadap kegiatan , guru dapat menggunakannya terhadap hampir semua perilaku anak di sekolah. Misalnya di kelas, setiap kegiatan dapat diamati oleh anak lain. Waktu makan kue,tidak lupa guru dapat meminta anak untuk mengunyahnya secara pelan – pelan sambil dirasakabn, ada rasa apa sajakah yang terdapat di dalam kue, asin, asam, manis , pedas. Di luar negeri, metode pengamatan bagi anak usia dini sangat diutamakan dan ditekankan sekali dalam kebijakan pendidikan. Dalam kegiatan bermain misalnya, anak bukan hanya diberi alat – alat langsung bermain, tetapi terlebih dahulu diminta mengamati alat – alat yang akan dipakai, disuruh menyebutkan apa warnanya. Bentuk alat itu seperti apa, dan bagaimana cara menggunakan dalam permainan. Diyakini oleh mereka, bahwa dengan mengamati secara cermat apa yang dilihat, otak anak pasti akan aktif, sehingga sambungan sel otak dengan sel yang akan menjadi efektif. Demikian juga dengan peningkatan fungsi pendengaran, perabaan, dan fungsi indera yang lain.

Latihan berpikir melalui penajaman pengamatan ini dapat dilakukan dengan maksud melatih satu indera atau semua indera sekaligus. Pada waktu guru memberi sebuah alat untuk bermain, misalnya bel yang digunakan untuk memperhatikan bentuknya, kemudian dibunyikan untuk mendengarkan suara bel mulai dari yang kurang nyaring, berangsur – angsur makin nyaring, dan dari pelan menuju cepat. Jadi dari media bel saja guru dapat menyuruh anak usia dini mengamati dengan menggunakan indera mata, telinga, dan perabaan.

Metode pengamatan ini dapat dilakukan melalui kerjasama antara guru dengan orang tua. Dalam catatan prestasi dari guru. Mungkin ada sebaiknya terdapat rincian tentang kemampuan anak usia dini dalam mengucap, mengamati, dengan mata, dengan indera telinga, dan sebagainya. Mungkin untuk sementara waktu orang tua kurang menyetujui penggunaan metode ini, tetapi apabila sudah mulai diperkenalkan, lama kelamaan akan diterima, dan akan ikut membiasakannya di rumah. Sumber : Karangasem

Kamis, 05 Januari 2012

Mantan Wakil Ketua KPK Jabat Plt Irjen Kemdikbud


akarta – Mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) Haryono Umar akan menjadi Pelaksana Tugas (Plt) Inspektur Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada 2 Januari 2012. “Alhamdulillah kami kedatangan satu tenaga baru, yaitu Pak Haryono Umar,” ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh saat jumpa pers, Jumat (30/12) pagi.

Sebagai pelaksana tugas, Haryono diberi tugas untuk membangun sistem antikorupsi di Kemdikbud, dengan pendidikan antikorupsi sebagai bagian dari karakter yang selama ini telah dibangun dan dirintis. Mendikbud meminta agar karakter antikorupsi diperkuat melalui proses pembudayaan di dunia pendidikan.

Menurut Menteri Nuh, dunia pendidikan melekat pada diri Haryono. “Beliau rencananya mau mengajar kembali, jadi sekalian juga jadi Irjen,” ujarnya. Haryono telah menyelesaikan pendidikan jenjang doktoralnya di Universitas Padjajaran di bidang ilmu akuntansi. Sebelumnya, Haryono meraih gelar master of science di bidang akuntansi dari Universitas Houston, Amerika Serikat.

Pendidikan antikorupsi penting ditanamkan terutama di dunia pendidikan. Jika setiap lulusan bisa dibekali dengan pendidikan antikorupsi, hasilnya diharapkan akan luar biasa. Menteri Nuh berharap, generasi mendatang akan menganggap korupsi merupakan hal yang aneh dan terbentuk identitas baru yang bersih dari korupsi.

Ketika ditanya mengenai diangkatnya Haryono menjadi Irjen terkait dengan adanya beberapa kasus korupsi di Kemendikbud, Menteri Nuh membantahnya. "Kami tidak akan intervensi proses hukum di kejaksaan, kepolisian maupun di KPK. Kami mengedepankan preventif, jangan sampai kawan-kawan kita terjebak dalam proses hukum tersebut. Kehadiran Pak Haryono untuk mendampingi kami agar tetap pada koridor dan sesuai aturan," kata Nuh. (Aline)
Sumber : http://kemdiknas.go.id

Minggu, 01 Januari 2012

TAHUN BARU 2012


Tahun baru adalah suatu perayaan di mana suatu budaya merayakan berakhirnya masa satu tahun dan menandai dimulainya hitungan tahun selanjutnya. Budaya yang mempunyai kalender tahunan semuanya mempunyai perayaan tahun baru. Hari tahun baru di Indonesia jatuh pada tanggal 1 Januari karena Indonesia mengadopsi kalender Gregorian, sama seperti mayoritas negara-negara di dunia.

Bagi sebagian orang, pergantian tahun merupakan saat yang dinanti-nanti, namun bagi sebagian lagi masih diliputi tanda tanya bagaimana kondisi tahun depan. Setiap pergantian tahun, selalu diikuti dengan refleksi dan resolusi baru. Luangkan waktu untuk melihat kembali apa yang sudah kita raih dalam satu tahun ini.

HIDUPKAN IMPIAN BARU

Memasuki tahun baru, sebaiknya segera menetapkan impian baru. Apakah itu menghidupkan kembali impian lama yang belum terwujud atau benar-benar menetapkan impian baru yang hendak diraih di tahun 2012.

Mulailah menetapkan impian. Menghidupkan impian akan memberikan banyak manfaat bagi kita. Karena memiliki impian akan memberi motivasi bagi kita untuk bertindak mewujudkannya. Memiliki impian dapat menjadi arah bagi kita untuk melangkah kedepan. Bahkan menghidupkan impian seperti membangkitkan energi dari dalam diri, dapat menjadi pendorong bagi kita untuk memperkuat diri dalam menghadapi berbagai tantangan dan hambatan.Memiliki impian dapat memberi kita dorongan untuk hidup lebih terencana, hidup lebih efisien guna merealisasikan mimpi kita. Mimpi dapat menjadi pendorong seseorang untuk melakukan tindakan yang terarah demi merealisasikan impian.Dengan impian akan menghidupkan harapan. Dengan harapan akan melahirkan tindakan.

RENCANA DAN TINDAKAN
Setelah memiliki impian, langkah berikutnya yang sangat penting adalah memvisualisasikan impian tersebut menjadi sebuah tujuan yang jelas dan rinci. Kemudian mulailah menyusun rencana dan strategi untuk melakukan tindakan-tindakan dalam merealisasikan impian tersebut. Dengan demikian memiliki kejelasan impian sangatlah penting dalam membantu memudahkan menyusun rencana rinci dan tindakan yang diperlukan.Ingatlah bahwa impian tanpa rencana dan tindakan hanyalah sekedar impian. Ketika sudah menetapkan impian, menyusun rencana, berusahalah dalam tindakan selalu fokus pada impian dan rencana kita. Dengan fokus akan menjadi lebih bersemangat, lebih terarah dan melahirkan kreativitas untuk mencari berbagai cara baru dalam merealisasikannya. Insya Allah.



Kalau hal itu dilakukan secara konsisten dan terarah, kita akan menikmati hasilnya di tahun mendatang. Arahkan hati dan pikiran kita tentang indahnya meraih kesuksesan dalam merealisasikan impian kita.

Senin, 26 Desember 2011

Pendidikan dan Proses Humanisasi


Manusia adalah sebagai makhluk sosial ( Homo Sosius ), yang dibekali Tuhan dengan akal, di mana akal akan menjadikan manusia mengetahui segala sesuatu. Sesuatu yang sepele terkadang terlupakan begitu saja dalam kehidupan. Manusia sering terfokus kepada persoalan besar, namun sering kali terlena pada permasalahan yang sepele.

Padahal bila ditinjau secara filosofis, akan menjadi fondasi untuk membangun kesadaran intelektual. Maka dari itu manusia seharusnya memahami hakekat diri dan lingkungan dalam proses perubahan. Proses penyadaran di sini menjadi amat penting di dalam kehidupan manusia.

Pendidikan merupakan proses yang dilakukan oleh sebagian masyarakat di belahan dunia manapun. Namun pendidikan yang diharapkan sebagai bagian dari proses kehidupan yang dapat mengentaskan manusia dari penindasan dan kesengsaraan ternyata menjadi bagian yang menindas manusia itu sendiri.

Oleh karena itu bagaimana sekarang memposisikan proses pembelajaran sebagai hal yang suci dan sesuai dengan harapan masyarakat, yaitu sebuah proses pembelajaran yang tidak menindas dan tidak ada yang tertindas. Ketika seseorang merasakan hak-haknya dirampas, maka seharusnya ia menuntut.

Pada dasarnya tidak ada yang dapat mengubah nasib kita kecuali diri kita sendiri. Oleh karena itu, setiap manusia harus berusaha keluar dari segala bentuk penindasan dan berusaha memerangi setiap bentuk penindasan. Selama ini kita melihat penindasan justru lahir dari dunia pendidikan yang selama ini kita banggakan.

Sekolah selama ini dijadikan sebuah pabrik, di mana lulusan-lulusannya siap menjadi tenaga kerja siap pakai. Maka sebagian fungsi sekolah yang ada di Indonesia tidak lebih hanya sebagai cara untuk mencari bekal untuk kerja. Tidak mengherankan ketika siswa tidak menjadi semakin cerdas, tapi menjadi semakin beringas dan brutal.

Tawuran pelajar terjadi dimana-mana dan banyak sekali penyalahgunaan NARKOBA yang dilakukan oleh pelajar. Hal itu merupakan bukti ketidakberhasilan sekolah untuk membentuk siswa menjadi manusia pembelajar. Pembelajar adalah individu-individu yang dapat memilah dan memilih mana yang baik dan yang buruk.

Beberapa contoh di atas merupakan pertanda bahwa pendidikan hanya dijadikan ajang penindasan bagi siswa. Erat kaitannya dengan hal tersebut, Freire yang adalah seorang tokoh pendidikan menggagas adanya concientizacao ( kesadaran untuk melakukan ). Concientizacao adalah kesadaran untuk melakukan pembelaan kemanusiaan. Dapat memberantas buta huruf di kalangan orang dewasa misalnya, dimaknai sebagai usaha membebaskan manusia dari belenggu kebodohan.

Freire mengklarifikasikan kesadaran dalam tiga hal. Pertama, kesadaran magis ( magical conciousness ) yaitu kesadaran yang tidak mampu melihat kaitan antara satu faktor dengan yang lainnya, dalam hal ini melihat faktor di luar manusia. Kedua, kesadaran naf ( Naival consciousness ) yaitu manusia menjadi akar penyebab masalah masyarakat. Ketiga, kesadaran kritis ( critical conciousness ) yaitu sistem dan struktur sebagai sumber masalah. Kritis penyadaran struktur dan sistem politik, sosial, ekonomi, budaya pada masyarakat. Hal ini menunjukan bahwa kritisme sangatlah penting di dalam pelembagaan penyadaran masyarakat.

Sebuah kenyataan tidak harus menjadi suatu keharusan. Jika kenyataan menyimpang dari keharusan, maka tugas manusia untuk merubahnya, agar sesuai dengan apa yang seharusnya. Kenyataan tersebut sering disebut dengan fitrah. Fitrah manusia sejati adalah pelaku ( subyek ), bukan obyek atau penderita. Fitrah manusia adalah menjadi merdeka dan menjadi bebas. Kesemuanya itu sering disebut dengan tujuan humanisasi Freire.

Freire juga menyebutkan pendidikan seharusnya berorientasi kepada pengenalan realitas dari manusia dan dirinya. Hal itu berarti bahwa pendidikan bukan hanya sebagai ajang transfer of knowledge akan tetapi bagaimana ilmu pengetahuan dijadikan sarana untuk mendidik manusia agar mampu membaca realitas sosial. Hal ini juga didukung oleh Lodge yang menyatakan life is education, education is life.

*) Penulis adalah Benny Setiawan, mahasiswa fakultas Syari'ah Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta.